Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Jangan Marah Padaku

Bahkan aku Iki bukan wadah ku. Itu cuma wadah jasad yang di pinjamkan. Sedang Berdiri melihat aku yang bukan wadahku sendiri terombang ambing sungai. Sebentar lagi akan ketakutan pada dunia. Dan itu memang “terlihat” nyata. Memberi efek ketakutan dan kesusahan yang sama. Akan selalu ada kosong dalam cinta. Apalagi tehadap sesama. Selalu membuat sesak di dada. Kata Sabrang, Bukan cinta yang menumbuhkan rindu. Tapi kumpulan semua cinta itu menandakan kalau sebelumnya kita ini merindukan sesuatu. Memang susah untuk selalu ingat Allah setiap detik. Kadang lupa dan tidak sengaja jauh. Lalu mendekat lagi membawa perih begitu saja. Kita akan mengenal jauh, karena membandingkan dengan kita yang pernah dekat. Jarak kita dengan Allah… Akan memunculkan apa yang dinamakan rindu. Pejamkan mata, dan berdzikir lah dalam-dalam. Karena tidak ada yang bisa kita lakukan terhadap perasaan.  Terima nyata nya, apa adanya. Kita akan sendiri. Perjalanan masih panjan

Seperti Mendungku

Saat pulang kerja, adalah saat yang ditunggu. Tepatnya, saat motor ku sampai di depan pagar, maka akan muncul sosok makhluk entah dari mana yang memanggil-manggil dengan nada manja nya. Dia menghampiri motorku sambil menggeliat meregang sendi tulang2nya . Seperti nya dia sudah tidur cukup lama. Ya.. namanya mendung sulisasmoro. Dia sahabatku yang berwujud kucing. Dan ya.. dia terus ngikutin aku setiap pulang kerja, mengeong terus dan pasang tatapan yang sayu seperti mata seorang mafia, sampai akhirnya harus aku gendong masuk ke rumah. Setelah di gendong gitu.. baru dia bisa meneruskan aktivitas nya sendiri. Iya.. dia manja sekali. Dia kucing yang baik. Umurnya 2 tahunan. Peranakan antara kucing Persia dan kucing lokal.. Mendung bertipe kucing Himalaya. Lahir di pagar rumahku, di bantu bapakku sebagai bidan nya. Dengan warna gelap di ujung bagian tubuhnya. Selain di RT ku sini, dia juga sering eksis di status WA ku.. Banyak yang protes.. terutama akhir2 ini.. teman2ku da

Karena tidak ada yang bisa kamu lakukan terhadap perasaan

Ngapain mati-matian mencari yang tidak bisa di bawa mati. Sedangkan kepastian hidup adalah kematian. Lantas Untuk apa semua kehidupan sebelum mati ini? Apakah hanya cuma antri menunggu mati? Kecuali kamu ingat janji yang terbuat sebelum km dilahirkan.  Kepada janji Nya kamu terikat. Kita akan berdiri, sepenuh pikiran dan hati. Tidak ada fase yang lebih penting lagi selain ini. Bahwa jati diri kita adalah menjadi hamba Nya. Dia yang Maha "pengasih" lagi maha "penyayang"