Langsung ke konten utama

Lailatul Qadar ku?


Lailatul Qadar
Disebutkan malam
Untuk kejadiannya
Dikala semua orang terlelap dan bulan menimang petangnya

Padahal,
Aku sering
Aku kerapkali
Malam ku menjadi siang, dan siangku seperti malam

Seseringnya itu terjadi
Malam Lailatul Qadar ku
Dimana keberkahan Allah menyertai mu
Yang rapi mengaliri seluruh arteri yang menghitam
Akan kau turun di siang hariku?
Karena hati ini sering merasa malam di siang hariku

Dan sebaliknya.
Wahai hatiku materialis pahala
Maka hidayah akan menembus setelah idul Fitri nya
Meresap di akar dan menjadi landasan pendaratan qolbu
Lailatulku untuk penyesalan kerinduanku dalam kebaikan
Qodarku  untuk perjuangan dan jalan yang menurut nya terbaik buatku
Lantas apa yang tersisa?

Sampai nanti pagi menyudut mencari celah
Aku rindu Engkau ya Rabb ku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena tidak ada yang bisa kamu lakukan terhadap perasaan

Ngapain mati-matian mencari yang tidak bisa di bawa mati. Sedangkan kepastian hidup adalah kematian. Lantas Untuk apa semua kehidupan sebelum mati ini? Apakah hanya cuma antri menunggu mati? Kecuali kamu ingat janji yang terbuat sebelum km dilahirkan.  Kepada janji Nya kamu terikat. Kita akan berdiri, sepenuh pikiran dan hati. Tidak ada fase yang lebih penting lagi selain ini. Bahwa jati diri kita adalah menjadi hamba Nya. Dia yang Maha "pengasih" lagi maha "penyayang"

Jangan Marah Padaku

Bahkan aku Iki bukan wadah ku. Itu cuma wadah jasad yang di pinjamkan. Sedang Berdiri melihat aku yang bukan wadahku sendiri terombang ambing sungai. Sebentar lagi akan ketakutan pada dunia. Dan itu memang “terlihat” nyata. Memberi efek ketakutan dan kesusahan yang sama. Akan selalu ada kosong dalam cinta. Apalagi tehadap sesama. Selalu membuat sesak di dada. Kata Sabrang, Bukan cinta yang menumbuhkan rindu. Tapi kumpulan semua cinta itu menandakan kalau sebelumnya kita ini merindukan sesuatu. Memang susah untuk selalu ingat Allah setiap detik. Kadang lupa dan tidak sengaja jauh. Lalu mendekat lagi membawa perih begitu saja. Kita akan mengenal jauh, karena membandingkan dengan kita yang pernah dekat. Jarak kita dengan Allah… Akan memunculkan apa yang dinamakan rindu. Pejamkan mata, dan berdzikir lah dalam-dalam. Karena tidak ada yang bisa kita lakukan terhadap perasaan.  Terima nyata nya, apa adanya. Kita akan sendiri. Perjalanan masih panjan